Jumat, 14 Maret 2014

Let Me Fall


Author : Indri Aspiani
Genre : romance, sad, drama, etc
Cast : Allsafta Candra
Giovani Sanders
Alisca Wontman
Andera Hitama
Patricia Malley
Allsafta POV
Memulai hari dengan senyuman membuat hari itu
terasa indah. Ya itulah pesan ibuku yang selalu ku
ingat sampai sekarang. Hidup di negara LA yang
penuh dengan tuntutan pekerjaan dan pergaulan
yang bisa dibilang cukup extrem membuatku akan
hati-hati dalam memilih teman. Usiaku 16tahun
tinggal di sebuah apartemen yang sederhana
seorang diri dikarenakan ibuku sudah meninggal
sejak 2 tahun yang lalu, dan ayahku entahlah aku
tidak mau membahas dia lagi dan sudah tak peduli
ku dengannya. Aku bekerja diaalah satu cafe
“Crara” untuk mencukupi kebutuhanku. Jam sudah
menunjukan 07.35 am dan aku tak mau datang
terlambat, dengan cepat aku berlari ke kamar
mandi. Setelahnya aku memakai t-shirt putih
celana jeans, dan tak lupa sepatu sneakers ku abu-
abu, memakai sedikit make up untuk menunjang
penampilanku. Oke saatnya bekerja.
15 menit aku sampai disana,ternyata alisca sudah
datang terlebih dahulu dan dia sedang prepare.
“morning ca, bagaimana kabarmu hari ini?” sapaku
dengan suara yang cukup tinggi membuatnya
tersentak sesaat. “woaaahh kau ini selalu saja
tidak berubah jika menyapaku, hampir saja
jantungku lepas karna kau, aku baik dan seperti
yang kau lihat” katanya dengan tertawa riang. “oke
oke sepertinya ada suatu hal yang membuat kau
begitu ceria, ataukah andera berbuat romantis lagi
hmm?” godaku. Dan gotcha membuat pipinya
memerah, haha. Sambil bersiap-siap membuka
restaurant aku terus saja menggodanya, biarkan
sajalah, hihih. “ihhhh kau ini, selalu saja! Sudahlah
kita harus bekerja sebelum Mr.Phill memberi kita
tatapan mematikannya, hhahaha”. Ucapnya dan
selanjutnya kami bekerja.
Author POV
Susasana di cafe “crara” sangatlah ramai. Seperti
cafe lainnya setiap jam makan siang pelanggang
berdatangan untuk mengisi perut mereka yang
kosong. Apalagi di musim dingin sekarang ini.
Seseorang berdiri di sudut cafe dan matanya
mengarahkan ke dalam cafe, bisa dibilang
seseorang itu telah memandang pelayan tersebut
dengan cara sembunyi. Tak peduli bisikkan orang
lain yeng mengira dia mavia, atau serupanya.
Matanya tetap saja memandang ke dalam cafe. Ya
setiap jam makan siang dia memang sudah sering
bersikap seperti ini, berdiri dan mamandang
seseorang pelayan hingga 20 menit lamanya. Aneh
bukan?
Hingga yang merasa dilihatnya pun merasakan hal
yang sama, walaupun tak berada dalam suatu
ruangan tapi entah darimana ia merasakan feeling
bahwa ada seseorang yang memperhatikannya.
Giovani POV
Setiap hari aku disibukkan dengan sejumlah
berkas-berkas yang membuat otakku terbakar, dan
belum lagi mendatangi sejumlah meeting dengan
perusahaan untuk membuat suatu kerja sama. Itu
sangat membosankan! Erangku dengan memijit
pelipisku sebelah kanan. “tok tok , siang Mr.
Apakah saya boleh masuk??” ucap seseorang.
Sontak ku angkat kepalaku menoleh sumber asal
suara itu. Dan ternyata dia Patricia Malley
sekertarisku. “Yaa silahkan kau boleh masuk”
ucapku dengan nada datar. "maaf Mr. ada berkas
yang harus Mr.tanda tangani, dan ada beberapa
meeting dengan client untuk pembangunan Hotel di
depan Cafe "Crara"." ujarnya dengan sopan. "oke"
jawabku singkat. sejujurnya aku sangat muak
dengan ini semua ini, aku butuh hiburan supaya
otak ini fresh. Dengan malasnya aku mentanda-
tangani berkas-berkasi itu. "baik, terima kasih Mr.
saya izin keluar dulu" ujar Patricia sopan. aku
hanya menganggukan kepala. setelah itu aku baru
teringat dengan perkataan Patricia bahwa aku ada
kerja sama dengan client untuk pebangunan hotel
di depan Cafe "Crara" dan Gotcha!!!!! itu artinya aku
bisa terus memperhatikan gadis itu dengan waktu
yang lama,, ooohhhh thanks God! , teriakku.
Author
jam sudah menunjukkan pukul 9 malam berarti
saatnya Allsafta pulang dan berhenti menjadi
pelayan di Cafe "Crara". hari ini di cafe sangat
ramai diakibatkan jumat malam banyak pasangan
kekasih menghabiskan waktu mereka dengan cara
dinner atau lainnya. terlihat sekali raut wajahnya
menunjukkan dia kelelahan. sampai didepan cafe
all melihat sahabatnya Alisca dijeput dengan
kekasihnya Andrea. ada rasa iri dihatinya
bagaimanapun All ingin seperti Alisca. punya
kekasih yang setiap pulang kerja selalu dijemput,
meenghabiskan waktu bersama dan setiap satnite
melakukan kencan dengan berkunjung suatu taman
bermain, membeli permen kapas, atau sekedar
makan ice cream bersama. tapi entah sampai
kapan semua itu akan terjadi. hanya tuhan yang
berhak menetukan itu semua.
Alisca POV
aku sangat senang sekali hari ini andrea
menjeputku dan dia ingin mengajakku ke suatu
tempat yang sampai saat ini dia pun tak
memberitahuku dimana tempat itu. aku hanya
duduk manis dan menuruti saja apa perkataannya.
uhh dasar! kalau saja dia bukan kekasihku tak
segan-segan aku menjambak rambutnya atau
mencubit tangannya hingga memerah. dari dalam
cafe hingga keluar, andrea tak hentinya
menggombali aku dengan perkataannya hingga
membuatku memerah dan malu hingga kami
tertawa tanpa memperdulikan karyawan lain, disaat
aku dan andrea tiba didepan aku melihat All sedang
melamun. "All apakah kau baik-baik saja?" tanya
andrea dengan nada cemas. akupun langsung
menghapiri All dan ku sentuh bahunya sontak
membuat All tersentak kaget. "hmmmm,, mmm ohh
hi a-alisca, hi andrea, sejak kapan hmm kalian
disini?" ucapnya dengan nada terbata-bata. "kami
baru 2 menit yg lalu disini all, tapi sedari tadi dari
kejauhan kami memperhatikanmu sedang melamun.
apakah kau ada masalah All?" tanyaku padanya. ia
tersentak kaget dengan pertanyaan yang ku
berikan, aneh sekali. "haa, ohh ohhmm tidak tidak,
tidak apa-apa.. hmm im fine yes really fine"
ucapnya dengan nada yang di buat menyakinkan.
aku merasa semakin aneh sekali sikapnya. atau
jangan-jangan dia merasa iri melihatku bermesraan
dengan andrea???. ohh God aku tak bermaksud
membuat sahabatku ini ,erasa iri, erangku dalam
hati. "okee kalau begitu kami duluan ya All, hati-
hati dijalan, Bye All" ucap Andrea yang tiba-tiba
membuyarkan lamunanku sambil dia menggandeng
lenganku untuk mengikutinya. ku tolehkan ke arah
All yang masih diam disana sambil melambaikan
tangan.
Author POV
suasana malam hari ini tidak seperti biasanya.
angin berhembus dengan kencang menandakan
akan turun hujan. seorang gadis bernama Allsafta
sedang duduk di bangku halte menunngu Bus untuk
sampai kerumahnya. sudah 15 menit lamanya
gadis itu menunggu sambil berkutik dengan
ponselnya guna mengurangi penatnya selama
menunggu. Tiba-tiba hujanpun turun dengan
derasnya, sontak membuat gadis itu mendesah
dengan kecewa karna sampai jam segini dia belum
kembali kerumahnya. mobil lamorgini silver
berhenti tepat didepan halte, seseorang pria berjas
hitam menghapiri gadis yang sedang duduk, dan ia
pun duduk tepat disebelah All.
Allsafta POV
menunggu hal yang paling ku hindari dari hidupku.
aku muak dengan yang namanya menunggu! huh
kalau saja aku sudah mengumpulkan banyak uang
akan ku beli sepeda motor tidak menunggu dihalte
sampai Bus datang. tiba-tiba mobil berhenti tepat
didepanku dan seseorang turun. aku tersentak
kaget dan berfikir buat apa pria itu turun dan
berteduh dihalte, sedangkan dia menggunakan
mobil dan demi neptunus pasti tidak akan
kebahasan. otakku mulai berfikir yang macem-
macem, ohh tuhan lindungilah kau dari segala
bahaya, ucapku dalam hati. pria itu duduk
disampingku dangan pandangan lurus kedepan, dan
aku tidak menghiraukannya, menatapnya saja
tidak!. huh ! "hii.." pria itu menyapaku, dengan
malasnya aku menoleh kearahnya guna untuk
menyapa balik dan aku tak mau di cap sebagai
cewek sombong. "ohh hiii.. " sapaku dan Gezzzz!
pria itu tersenyum padaku dan oh tampan sekali,
matanya yang berwarna coklat, alisnya tebal,
hidungnya mancung eiits sudah-sudah kenapa jadi
membahas pria ini sih. "namaku Giovani Sanders,
siapa namamu?" ucapnya sambil terus tersenyum
dan mengulurkan tangannya. "hii.. namaku Allsafta
Candra, senang berkenalan denganmu". tak kalah
aku memberikan dia senyuman ku hehehe.. "senang
berkenalan denganmu juga, allsafta nama yang
cantik seperti orangnya". ucapnya lagi dengan
gombalannya. "ohh kamu ini berlebihan , hehehehe
terima kasih" sambil menunggu hujan aku dan Gio
berbicara untuk sekedar saling kenal, Gio sangat
asik diajak ngobrol terkadang dia mulai merayuku
lagi dengan gombalannya yang garing tapi cukup
membuatku tertawa. jarang sekali bagiku untuk
mengobrol dengan orang yang baru ku kenal
sampai 1 jam lamanhya, whooaaahh sepertinya aku
sudah mengenal lama sekali heheheh..

0 komentar: